Minggu, 04 November 2012

Tugas wawancara T7 ( Apresiasi Buku Terampil Wawancara Panduan untuk Talk Show, R. Fadli )


T7/Wawancara/2012
Nur Sholihah
210110110037

Apresiasi Buku Terampil Wawancara Panduan untuk Talk Show

R. Fadli
       I.            Rangkuman

Turuti Kemauan Pendengar
Ajukan pertanyaan setajam-tajamnya, sedalam-dalamnya, sembari mengorek keterangan yang sejelas-jelasnya dari semua narasumber. Kalau stasiun anda menyiarkan, mengulas, atau membahas topik  yang tidak ingin didengar oleh pendengar, akan lebih baik apabila pendengar diberi kesempatan untuk menyampaikan usulan tentang topik bahasnya. Setelah ketemu mana topik usulan bahasan yang paling mayoritas, maka segeralah menelepon narasumber.Ini halnya dilakukan oleh stasiun radio yang formatnya generally news.Cara lain yang paling mudah untuk mengira-ngira kemauan pendengar adalah membahas topik-topik yang menjadi headline di halaman pertama surat kabar.
Hormati Narasumber
Pemandu acara harus selalu “dingin” dan tetap dalam jalur yang mengarahkan pembicaraan,
Sejajar dengan Narasumber
menghadapi narasumber, pertama, santunlah dengan narasumber. Hormati dia, jangan memojokan. Kedua,berdebatlah selama pewawancara siap dengan pengetahuan yang mendalam tentang topik bahasnya. Ketiga, kelihatan emosi, hendaknya pewawancara tidak menanggapinya dengan perasaan kesal juga.
Ethos, Pathos, dan Logos
Aristoteles menyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi manusia. Pertama, Anda harus sanggup menunjukan kepada khalayak bahwa anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat (ethos).Kedua, Anda harus menyentuh hati khalayak.Ketiga, menyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti.
Rumusnya : A = B=C
Kejelasan mengenai topik, alur penulisan, kosa kata, dan pengalimatannya yang memenuhi supaya tidak menimbulkan makna yang bias pada pendengar.
Wawancara itu Mengasikan
Question route atau butir-butir pokok pertanyaan, inti-inti pertanyaan .wawancara itu mengasikan, alasannya. Pertama, umumnya pewawancara dana narasumber bukan orang yang saling kenal. Kedua, biar pun tidak mengenal satu sama lain, wawancara radio mampuh membalik kenyataan tersebut dipersepsikan oleh para pendengar sebagai sudah saling kenal dan akrab.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, risikonya adalah durasinya lebih panjang. Menimbulkan bias dan ketidakjelasan alur. Seharusnya makin menajamkan alur, dan makin menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan pamungkas untuk bersiap mengakhiri wawancara.
Humor dan Celetukan
Sentuhan humor dan celetukan diperlukan dalam wawancara yang sebenarnya tidak dari sekedar percakapan biasa (yang terarah). Kegunaan humor, untuk menarik perhatian, gunakan humor untuk menyampaikan pesan dengan kata lain, memberikan nilai plus. Larry King mengatakan kalau humor (sudah) direspons baik oleh audiens, segeralah hubungkan ide cerita humor yang dimaksud dengan point yang ingin Anda buat (sampaikan).
“He’eh, He’em, Ya Ya”
Perlu dihindarkan dalam wawancara adalah narasumber tidak tahu kalau dirinya, suaranya sudah mengudara (on air), dan didengar sampai kemana-mana.Sebelum on air disampaikan kepada narasumber, misalnya, “oke, pak dengan segala hormat, kita sipa ya untuk wawancara. On air langsung nih.”
Mengakhiri Wawancara
Meng-cut wawancara, Pertama, ingatkan kepada narasumber bahwa waktunya sempit, waktu juga yang memisahkan kita.Kedua, umpan narasumber dengan humor ringan, plesetan, dan hal lain. Ketiga, menyetirdijadikan penutup wawancara dengan sengaja membuat narasumber menjawab dan mengulangi data kunci dan data spesifik.Keempat, sekaligus menegaskan pendapat narasumber.Kelima, mencapai kesimpulan singkat.Keenam, mengucapkan suatu jawaban yang meyakinkan hatinya.
Empati dan Talk Show “Perang Urat Saraf”
Pers jembatan memainkan peran untuk “mengingatkan” wakil Rakyat supaya bicara sesuai dengan aspirasi dan nurani rakyat.Empati adalah suatu kemampuan komunikator dalam menempatkan diri seolah-olah drinya sendiri berperan sebagai komunikan.
Vocal, fisik, dan Mental
Kru stasiun radio itu sendiri maksudnya vokal calon reporter dan penyiar pada saat menjalani tes vokal di studio siaran kiranya cocok dengan performance khas setiap stasiun radio atau tidak.
Spontan
Talk Show di media radio lebih spontan ketimbang media televisi. Topiknya dipilih sendiri oleh mayoritas pendengar.
Tipe-Tipe Narasumber
Narasumber talk show yang disukai, pertama,mudah dihubungi.Kedua,narasumber yang welcome anytime artinya, bersedia kapan saja diwawancarai terutama kalau live. Ketiga,narasumber yang selalu mengikuti perkembangan aktual dan senantiasa up to datedalam mengikuti informasi dan berita, juga menjadi salah satu “kegemaran” pemandu.Keempat,pikiran yang krirti dan tajam.Kelima,informasi, kesaksian, penjelasan, pendapat, dan lai-lain.Keenam,menggunakan bahasa, atau memilih kata-kata yang mudah.
Tipikal dan Kebiasaan Narasumber
Tipikal narasumber tanpa harus menyebut namaTipe Pendebat. Nara sumber lainBer-Tipe pemanfaat, Tipe Komersial. Titik kelemahan program talk show, pertama,gerak  cepat wawancara sebagai pemandu acara, pewawancara akan sedikit terganggu. Kedua,pewawancara untuk media radio, maka kualitas sound yang menjadi output media anda tentu harus easy listening, atau enak didengar.

    II.            Apresiasi
Radio siaran sebagai alat komunikasi ditemukan setelah mesin cetak ditemukan. Donal McNicol dalam bukunya radio’s conquest of space menyatakan bahwa “terkalahkannya” ruang angkasa oleh radio siaran dimulai pada tahun 1802 oleh Dane dengan ditemukannya suatu pesan (mesagge) dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik. Radio siaran (broadcasting) yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa, mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915.
Sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa, radio siaran mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Penyampaian pesan melalui radio siaran dengan menggunakan bahaa lisan, keuntungan radio siarn bagi komunikan ialah sifatnya yang santai, karena sifatnya auditori untuk didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang lebih menarik.
Orang yang akan berkecimpung dalam dunia radio siaran atau siapa saja yang terbiasa menggunakan radio siaran sebagai media komunikasi perlu mengetahui, kalaupun tidak menguasai beberapa hal yakni: 1. Studi proses komunikasi massa dan cita-cita radio siaran, 2. Teknik-teknik jurnalistik (journalistik comunication).
Menurut saya buku ini cocok untuk seseorang yang ingin terjun dalam dunia radio siaran.Ketika buku ini dibuat, penulis ingin menginspirasikan siapa pun yang berniat sebagai pemandu, atau mendalami berbagai aktivitas talk show dibanding radio.
Pengarang dalam buku ini membahas bagaimana cara membuat pendengar supaya pendengar tertarik untuk mendengarkan stasiun radio dimana tempat ia bekerja, bagaimana cara menghadapi narasumber, tipikal narasumber, dan lain sebagainya terlihat dari cara pembahasannya.
Penyajian hal yang menarik dalam rangka penyampaian suatu pesan, adalah penting, karena publik sifatnya selektif.Begitu banyak pilihan diantara sekian banyak media komunikasi, dan begitu banyak pula pilihan acara dari sekian banyak acara dan setiap media.Musik memegang peranan yang sangat penting.Dalam hal ini stasiun radio harus mampuh membuat program yang bisa menarik perhatian pendengar.
Bagi Ben G. Henneke, komunikasi melalui radio siaran bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, bukan saja agar mendengar, mengerti, dan tertarik, tetapi lebih dari pada itu, agar pendengar melakukannya.
Dalam fungsinya sebagai sarana penerangan dan pendidikan, radio siaran dapat menyajikan warta berita atau ceramah-ceramah yang bermanfaat. Dalam hal ini, orang-orang yang ingin mengetahui sesuatu dari surat kabar harus menumpahkan seluruh perhatiannya kepada deretan huruf yang tercetak mati sambil memegang surat kabarnya itu dengan kedua tangannya.
Tidak demikian melalui radio siaran.Ia dapat mendengarkan warta berita atau mengikuti siaran pandangan mata suatu upacara atau pertandingan olah raga dengan bebas dan leluasa sepertinya halnya dengan memikmati musik.
Tulang punggung radio siaran adalah musik.Orang menyetel pesawat radio terutama untuk mendengarkan musik, karena musik merupakan hiburan. Karena itulah petugas radio siaran berusaha agar segala macam program menjadi bersifat hiburan. Berbagai programa diolah dan diberi ilustrasi. Selain warta verita (straight newscast) juga disajikan acara-acara pembicaraan yang diolah dan dihiasi musik berserta efek suara.
Radio siaran adalah untuk “makanan” telinga, untuk didengarkan, hal-hal yang dapat dipahami melalui indera telinga. Karena itu apa yang disajikan untuk dibaca belum tentu dapat dimengerti apabila dihiadangkan melalui radio siaran. Susunan berita untuk surat kabar tidak akan mencapai tujuannya apabila dibacakan di depan microfun radio siaran.
Di Amerika Serikat, tempat lahirnya radio style sudah terdapat ketentuan-ketentuan mengenai bnetuk dan susunan kalimat untuk radio siaran, kata-kata yang boleh dipergunakan dan yang harus dihindarkan pemakainya.
Adapun sifat-sifat dari radio siaran itu sendiri, yaitu:
·         Auditori adalah untuk didengarkan karena hanya untuk didengar maka isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja
·         Mengandung gangguan, yaitu setiap komunikasi dengan menggunakan saluran bahasa dan bersifat masal akan menghadapi dua faktor gangguan gangguan peertama yaitu “semantic noise factor”, dan yang kedua ialah “chanel noise factor”
·         Akrab yaitu radio siaran sifatnya akrab atau intim
Selain itu dalam dunia radio siaran kita mengetahui adanya sifat-sifat dari pendengar, adapun sifat-sifatnya yaitu:
·         Heterogen yaitu pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang siftnya heterogen
·         Pribadi yaitu pendengar beradadalam keadaan heterogen, terpencar-pencar dberbagai empat dan umumnya di rumah-rumah
·         Aktif yaitu pendengar radio sebagai sasaran komunikasi massa jauh daripada pasif
·         Selektif yaitu ia dapat dan akan memilih programa radio yang disukainya
Sebelum mendengarkan suaranya, seorang penyiar perlu melakukan persiapa seksama,
Agar dalam pengaturannya nanti tidak terbata-bata. Hal ini berlaku pula bagi siapa saja yang akan menghadapi mikrofon radio siaran, baik yang sudah biasa maupun yang belum biasa menghadapi mikrofon.
Hal apa saja yang akan diudarakan sebaiknya dipelajarinya dahulu sebelumnya. Pada umumnya ada dua teknik yang biasa digunakan oleh serang penyiar, dan ini tergantung dari jenis bahan yang harus diudarakan.Yang pertama adalah teknik adlibitum, yang kedua teknik membaca naskah.

 III.            Kesimpulan
·         Secara keseluruhan buku ini mengulas tentang teknik yang harus diperhatikan oleh penyiar
·         Buku ini bisa dijadikan pedoman bagi seseorang yang ingin terjun dalam radio siaran
·         Kita bisa mengerti cara-cara untuk memahami karakteristik pewawancara dalam radio siaran
 IV.            Pertanyaan
1.      Menjadi seorang penyiar rado apakah harus mempunyai teknik yang khusus?
2.      Bagaimana cara untuk membuat pendengar supaya tidak pindah chanel?
3.      Intuk mengetahui apakah pendengar suka dengan stasiun tempat kita bekerja, bagaimana cara untuk mengetahuinya?
4.      Apa saja tips untuk mendengarkan stasiun radio?
5.      Apa saja kiat-kiat yang harus diperhatikan sebelum on-air?

Daftar Pustaka
·         Fandi R. 2001. Terampil wawancara panduan untuk talk show. Jakarta: PT Gramedia
·         Ardianto Elvinaro., Komala Lukiati, dan Karlinah Siti. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
·         Effendy Onong Uchjana. 1978. Radio Siaran Teori & Praktek. Bandung: Mandar Maju

1 komentar:

  1. Siang mba nur, saya pin seorang mahasiswi, kebetulan saya sedang mencari buku TERAMPIL wawancara : panduan untuk talk show ini, apakah bukunya mau di jual? Terima kasih mohon responnya

    BalasHapus